IMPLEMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 63 JAKARTA
Abstract
Penelitian ini ditujukan khusus meneliti strategi dan layanan Bimbingan Konseling pada SMA Negeri 63 Jakarta Selatan serta faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan Bimbingan Konseling, menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan studi dokumentasi yang menunjukkan bahwa kompetensi Bimbingan Konseling masih mengalami kendala. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah,guru Bimbingan Konseling, guru bidang studi, wali kelas, dan siswa di SMA Negeri63Jakarta Selatan. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, pembahasan, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknis pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
Hasil penelitian ini mengungkapkan beberapa hal penting bahwa sejumlah penelitian konseptual dan uji empiris yang dilakukan menghasilkan banyak nilai tambah dalam hasil akhir belajar mengajar. Pelaksanaan Bimbingan Konseling di SMA Negeri 63 Jakarta Selatan menggunakan strategi komprehensif dengan melibatkan seluruh stakeholderssekolah. Strategi untuk mengetahui kebutuhan serta permasalahan siswa yaitu dengan mengamati tingkah laku siswa, melakukan komunikasi dengan orang tua, serta menggunakan assessment kebutuhan. Serta layanan orientasi, informasi, serta penempatan dan penyaluran sudah berjalan dengan baik. Guru Bimbingan Konseling selalu berusaha meng-update informasi-informasi dan memberikan saran-saran yang dibutuhkan oleh siswa, guru Bimbingan Konseling pun membantu siswa dalam menangani permasalahan, serta memperhatikan bakat dan tidak mengesampingkan minat siswa.
Faktor pendukung terlaksananya BK yaitu terdapat kerjasama yang baik, serta sarana dan prasarana yang disediakan oleh pihak sekolah. Kendati pun demikian, didapati masih banyaknya Bimbingan Konseling yang kurang tepat guna maupun kurangnya SDM guru Bimbingan Konseling atau pun tersedianya SDM Bimbingan Konseling. Namun, SDM tersebut tidak mempunyai latar belakang Bimbingan Konseling. Sehingga dengan kondisi demikian sudah tentu akan mempengaruhi hasil belajar yang maksimal. Bahkan bisa menjadi anti klimaks dari proses belajar mengajar itu sendiri. Maka besar kemungkinan permasalahan siswa yang tidak tuntas atau kurang tertangani dengan baik dan benar akan membuat langkah berikutnya bagi siswa menjadi kurang tepat. Misalnya, dalam pemilihan jurusan studi di Perguruan Tinggi.